Model Pembelajaran dengan Cooperative learning Di SDN SUKARESMI 01
Model Pembelajaran dengan Cooperative learning Di SDN SUKARESMI 01
Cooperative learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih. Model ini berbasis pada teori belajar kognitif dan teori belajar sosial.
Langkah-langkah pembelajaran menurut cooperative learning dibagi dalam beberapa langkah dengan urutan indikator yaitu:
Model pembelajaran cooperative memiliki basis pada teori psikologi kognitif dan teori pembelajaran sosial. Fokus pembelajaran kooperatif tidak saja tertumpu pada apa yang dilakukan peserta didik tetapi juga pada apa yang dipikirkan peserta didik selama aktivitas belajar berlangsung. Informasi yang ada pada kurikulum tidak ditransfer begitu saja oleh guru kepada peserta didik, tetapi peserta didik difasilitasi dan dimotivasi untuk berinteraksi dengan peserta didik lain dalam kelompok, dengan guru dan dengan bahan ajar secara optimal agar ia mampu mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Dalam model pembelajaran kooperatif, guru berperan sebagai fasilitator, penyedia sumber belajar bagi peserta didik, pembimbing peserta didik dalam belajar kelompok, pemberi motivasi peserta didik dalam memecahkan masalah, dan sebagai pelatih peserta didik agar memiliki ketrampilan kooperatif.
Selamat berjumpa kemabali sahabat SIDU sekalian berikut saya jelaskan mengenai Pembelajaran dengan menggunakan Model Cooperative learning .sebelum saya lanjutkan mungkin bagi agan agan kang Guru sekalian sudah tidak asing lagi dengan Model pembelajaran ini, Namun masih banyak juga yang mungkin kurang memahami dengan Model Cooperative learning ini.

- Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa;
- Menyajikan informasi;
- Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar;
- Membimbing kelompok belajar;
- evaluasi, dan memberikan penghargaan.
Untuk pengelolaan kelas menurut model cooperative learning dijabarkan menjadi pengelompokan, semangat gotong royong, dan penataan kelas. Dalam model pembelajaran cooperative learning terdapat tiga model evaluasi, yaitu: model evaluasi kompetisi, evaluasi individual, dan evaluasi cooperative learning .
Manfaat dari Cooperative Learning antara lain: meningkatkan aktivitas belajar siswa dan prestasi akademiknya, membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berkomunikasi secara lisan, mengembangkan keterampilan sosial siswa, meningkatkan rasa percaya diri siswa, membantu meningkatkan hubungan positif antar siswa.

Metode pembelajaran ini sangat efektif di pakai oleh seorang guru dalam KBM karena peserta didik akan berfikir positif dengan menggali pengetahuan sesuai denga fasilitas (intruksi) yang sudah disediakan seorang guru.
Peserta didik atau siswa akan merasa bosan dengan pembelajaran yang setiap harinya selalu ceramah dan ceramah, disinilah seorang guru akan merasa terpancing dan berfikir bagaimana agar peserta didik tidak bosan didalam kelas, dan merasa senang dengan pembelajarannya.
Contoh Langkah-langkah dalam Cooperative Learning sesuai indikator yang akan dimuat dalam RPP.
Langkah-langkah pembelajaran cooperative learning dapat dituliskan dalam table sebagai berikut:
Langkah | Indikator | Tingkah Laku Guru |
Langkah 1 | Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. | Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi siswa. |
Langkah 2 | Menyajikan informasi | Guru menyajikan informasi kepada siswa |
Langkah 3 | Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar | Guru menginformasikan pengelompokan siswa |
Langkah 4 | Membimbing kelompok belajar | Guru memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa dalam kelompokkelompok belajar |
Langkah 5 | Evaluasi | Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan |
Langkah 6 | Memberikan penghargaan | Guru memberi penghargaan hasil belajar individual dan kelompok |
Pengelolaan Kelas dengan menggunakan Model Cooperative Learning
- Pengelompokan Kelas dengan Model CL
- Kelompok homogen (Ability grouping) adalah praktik memasukkan beberapa siswa dengan kemampuan yang setara dalam kelompok yang sama.
- Pengelompokan heterogenitas (Bermacam mcam ragaman),dibentuk dengan memperhatikan keanekaragaman gender, latar belakang sosioekonomi dan etnik, serta kemampuan akademis.
- Semangat gotong-royong dengan teman sejawat;
![]() |
SDN SUKARESMI 01 |
Dalam proses pembelajaran ini, agar berjalan secara efektif maka semua anggota kelompok hendaknya mempunyai semangat bergotong royong yaitu dengan cara membina niat dan semangat dalam bekerja sama yaitu dengan beberapa cara:
- Kesamaan Kelompok;
- Identitas Kelompok
- Sapaan dan Sorak Kelompok.
- Penataan ruang kelas
Dalam hal ini keputusan guru dalam penataan ruang disesuaikan dengan kondisi dan situasi ruang kelas dan sekolah.
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah:
- Ukuran ruang kelas;
- Jumlah siswa;
- Tingkat kedewasaan siswa;
- Pengalaman guru dan siswa dalam melaksanakan metode pembelajaran gotong royong.
Model Evaluasi belajar Cooperative Learning
Dalam model pembelajaran cooperative learning terdapat tiga model evaluasi, ketiga model evaluasi tersebut adalah sebagai berikut:
![]() |
DOC.SDN SUKARESMI 01 |
1. Model Evaluasi Kompetisi
Pada sistem peringkat jelas menanamkan jiwa kompetitif, karena sejak masa awal pendidikan formal, siswa dipacu agar bisa menjadi lebih baik dari teman-teman sekelas, sehingga siswa yang jauh melebihi kebanyakan siswa yang dianggap berprestasi, yang kemampuannya berada di bawah rata-rata kelas dianggap gagal atau tidak berprestasi.
Namun untuk Model evaluasi ini saya pribadi selalu menerapkan system Kompetisi yang rata artinya saya selalu memberikan Motivasi dalam bentuk ringan kepada peserta didik yang gagal dalam kompetisi KBM ini.
2. Model Evaluasi Individual
Dalam sistem ini, sistem siswa belajar dengan pendekatan dan kecepatan yang sesuai dengan kemampuan mereka sendiri. Anak didik tak bersaing dengan siapa-siapa, kecuali bersaing dengan diri mereka sendiri. Teman-teman satu kelas dianggap tidak ada karena jarang interaksi antar siswa di kelas. Berbeda dengan sistem penilaian peringkat, dalam penyajian individual guru menetapkan standar untuk setiap Peserta Didik.
3.Model Evaluasi Cooperative Learning
Sistem ini menganut pemahaman homohomini soclus. Falsafah ini menekankan saling ketergantungan antar makhluk hidup. Kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup. Prosedur sistem penilaian CooperativeLearning diantaranya adalah tanggung jawab pribadi dan kelompok. Jadi siswa mendapat nilai pribadi dan nilai kelompok
Di SD Negeri Sukaresmi 01 sudah menerapkan beberapa Metode dan Model Pembelajaran namun untuk yang sesuai dengan peserta didik hanya menggunakan COOPERATIVE LEARNING . Untuk itu kami di Sekolah sangat mengutamakan Kemampuan berfikir postif peserta didik, Dimana kami berharap agar Peserta Didik menjadi siswa yang mampu menggali dan berkompetensi.
Berikut Dokumentasi Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sukaresmi 01 dalam KBM:
0 Response to "Model Pembelajaran dengan Cooperative learning Di SDN SUKARESMI 01"
Posting Komentar